Paper Sejarah "Situs Semedo, Kedung Banteng Tegal. Penemuan Terbaru Dunia Purba Indonesia Yang Mendunia Sebagai Sarana Proses Pembelajaran dan Tempat Rekreasi Budaya"
Situs Semedo, Kedung Banteng Tegal.
Penemuan Terbaru Dunia Purba Indonesia Yang Mendunia Sebagai Sarana Proses
Pembelajaran dan Tempat Rekreasi Budaya
Niki Aryanti (2601414026)
Jurusan
Bahasa dan Sastra Jawa
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
Pendahuluan
Tegal
merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang mempunyai beberapa peninggalan
sejarah yang dapat dimanfaatkan untuk sumber belajar. Khususnya di Kabupaten
Tegal ada beberapa tempat yang bisa dijadikan sumber pembelajaran sejarah.
Tempat tersebut yaitu seperti Makam Raja Mataram KS Hamangkurat Agung Tegal
Arum (1646-1677), Pabrik Gula Pangkah yang dibangun sejak masa penjajahan
Belanda, dan sebuah situs sejarah yaitu Situs purbakala Semedo yang berada di
desa Semedo Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Di bukit xdesa Semedo
ditemukan beberapa fosil purbakala seperti gading gajah dan fosil kerang laut.
Penemuan tersebut kemudian dikumpulkan dan disimpan agar dapat dimanfaatkan
masyarakat kabupaten Tegal dan sekitarnya (Suara Pantura, 2015:21). Situs
sejarah selain sebagai tempat rekreasi tetapi juga dapat digunakan sebagai
sumber belajar. Dari situs-situs sejarah tersebut dapat dilihat bahwa
didalamnya terkandung unsur pendidikan, ilmu pegetahuan, kesenian, dan juga
sebagai warisan budaya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Saat ini
beberapa sekolah telah memanfaatkan situs semedo sebagai sumber belajar sejarah
di sekolahnya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti diperoleh
data didasarkan pada wawancara awal dengan penjaga situs dan melihat dari
daftar pengunjung bahwa beberapa sekolah yang telah memanfaatkan situs Semedo
tersebut.
Situs
Purbakala Semedo
Situs
purbakala Semedo merupakan sebuah situs yang ditemukan di desa Semedo sekaligus
perbukitan bergelombang tepatnya di Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Tegal.
Penemuan yang ada di Situ Semedo adalah artefak, fosil hewan purba, dan pada
tahun 2011 diperbukitan Semedo ditemukan fosil manusia berjenis homo erectus.
Artefak yang ditemukan di Situs Semedo antara lain Kapak Penetak (Chopping
tools), Kapak Perimbas (Chopper), Pahat Genggam (hand-adze), Batu
Inti (Core), serpih (Flake), Alat Serut (Scrapper) (Notosusanto
& Marwati, 1993:86-87). Fosil hewan purba yang ditemukan fosil fauna
darat dan fauna perairan. Fosil fauna darat yang ditemukan adalah Stegodon
Trigonocephallus, Mastodon Sp., Elephas Sp., Bovidae Sp. (Sapi, Kerbau,
Banteng), Rhinoceros Sp. (Badak), Sus Sp. (Babi), Cervidae (Sejenis
Rusa), Hippopotamus Sp. (Kuda Air), Hyena (Sejenis Macan), Gigantopithecus
blacki (Kera besar atau kera raksasa). Fosil fauna perairan yang ditemukan
adalah dari fragmen gigi dan gigi geligi, diantaranya ada Crocodyllussp.
(Buaya), Tryonix (Kura-kura Purba) dan Testudo ditemukan
tempurungnya, Megalodon dan carcharodon (Hiu Purba Raksasa). Sedangkan
hewan purba laut jenis kerang seperti Moluska (Kerang-kerangan), Gastropoda
(Keong), dan Pelecypoda (Kerang setangkup) (Notosusanto &
Marwati, 1993:58-59). Bukit Semedo yang tingginya mencapai 140 meter di
atas permukaan laut tersebut menyimpan misteri kehidupan manusia purba hampir
seperti di Sangiran yang terkenal sebagai cagar budaya manusia.Fosil hewan
purba yang ditemukan di Semedo ditemukan secara
terpencar
di seluruh permukaan situs.Penyebaran Situs purbakala Semedo dari sebelah barat
Kali Rambut sampai di desa Cacaban yaitu di Kali Susu, dan di desa Karang
Malang. Hutan Karang Malang yang merupakan satu radius dengan Situs Semedo juga
ditemukan fosil purbakala. Menurut Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan, Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), dengan ditemukannya fosil purbakala di
desa Karang Malang yang notabene berdekatan dengan Desa atau Situs Semedo maka
diperkirakan area persebaran fosil akan semakin luas. Fosil yang pertama kali
ditemukan di Karang Malang pada pertengahan Januari lalu merupakan tulang
pangkal gajah purba (Suara Pantura, 2015:22).
Pengertian
klasik situs adalah lokasi ditemukannya peninggalan purbakala sebagai bukti
adanya aktivitas manusia masa lampau yang dilindungi dari kerusakan atau
perusakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), situs dapat diartiakan
sebagai daerah temuan bendabenda purbakala (KBBI, 2008:1497). Dalam UU No. 11
tahun 2010 tentang Cagar Budaya, pengertian situs dijelaskan sebagai berikut
“Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat atau di air yang
mengandung benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, atau struktur cagar
budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu”.
Situs purbakala dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk menambah
pengetahuan para siswa mengenai kehidupan di masa lampau. Situs purbakala
termasuk situs Semedo juga merupakan daerah pariwisata karena memiliki daya
tarik wisata bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya seperti fosil-fosil
sebagai jejak peninggalan purbakala yang memiliki nilai penting bagi sejarah,
ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan kebudayaan melalui proses penetapan.
Pemanfaatan
Situs Semedo, Kedung Banteng, Tegal dalam proses pembelajaran pada siswa
khususnya daerah Jawa Tengah
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), situs dapat diartikan sebagai daerah
temuan benda-benda purbakala (KBBI, 2008:1497). Dalam UU No. 11 tahun 2010
tentang Cagar Budaya, pengertian situs dijelaskan sebagai berikut “Situs Cagar
Budaya adalah lokasi yang berada di darat atau di air yang mengandung benda
cagar budaya, bangunan cagar budaya, atau struktur cagar budaya sebagai hasil
kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu”.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan, pemanfaatan dapat diartikan
sebagai proses, cara, perbuatan yang memanfaatkan (KBBI, 2005:626). Sehingga
manfaat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memanfaatkan situs sejarah
yang terdapat di Kabupaten Tegal yang digunakan sebagai sumber belajar para
siswa. Belajar dengan memanfaatkan sebuah situs sejarah pasti akan lebih
menarik perhatian siswa karena dengan mengunjungi atau melihat situs tersebut
siswa dapat melihat dengan sendiri bagaimana hasil dari peninggalan pada jaman
purbakala tidak hanya melihat dari buku saja, walaupun buku panduan sekarang
dibuat lebih menarik akan tetapi dengan mendatangi situs secara langsung dapat
menarik perhatian siswa dan keingintahuan siswa mengenai jaman purbakala.
Selain itu dengan mengadakan pembelajaran di luar kelas dimaksudkan juga agar
siswa tidak merasa bosan dan mendapatkan pengalaman dari pembelajaran yang dilakukan
diluar kelas. Potensi yang tersimpan di desa Semedo khususnya di situs Semedo
ini dapat dimanfaatkan dalam mendukung pembelajaran melalui pengamatan serta
penelitian patut dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah terutama sekolah
dilingkungan daerah Tegal, sekolah-sekolah diJawa Tengah.
Selain
sebagai sumber belajar, dalam dunia pendidikan situs purbakala juga dapat
dimanfaatkan antara lain:
a.
Situs Purbakala
sebagai Pusat Studi
Situs
purbakala dikatakan sebagai pusat studi khususnya dalam bidang studi sejarah.
Bidang studi sejarah dapat dikaji melalui benda-benda peninggalan sejarah masa
lampau. Adanya situs purbakala tersebut membuktikan bahwa ada kehidupan sebelum
kita. Benda-benda peninggalan sejarah yang ada didalam situs tersebut merupakan
bukti sehingga menambah pemahaman siswa mengenai bentuk nyata sebuah
peninggalan bersejarah. Dengan mempelajari benda-benda peninggalan masa lampau
dapat digunkan sebagai acuan dalam pembelajaran sejarah atau dapat digunakan
dalam metode pembelajaran sejarah.
b.
Situs Purbakala
sebagai Tempat Rekreasi Budaya
Selain
sebagai pusat studi, situs purbakala juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat
rekreasi budaya. Kegiatan belajar yang dilaksanakan setiap harinya di dalam
kelas dapat membuat siswa merasa jenuh, dengan membawa mereka ke tempat situs
purbakala akan membuat siswa lebih mudah menerima informasi karena melihat
secara langsung bagaimana bentuk dari peninggalan sejarah tersebut. Dengan membawa siswa ke situs-situs bersejarah
diharapkan akan membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Selain itu siswa
juga mendapatkan suasana lain dalam proses pembelajaran karena belajar secara
bebas dan tidak terlalu formal seperti belajar di dalam kelas. Sebuah situs
juga termasuk dalam ilmu purbakala (archaeology), yang merupakan bidang
pengetahuan manusia yang menelaah hal ihwal manusia purba melalui sisa-sisa keberadaannya
yang dapat ditemukan dewasa ini.
Daftar Pustaka
Buku
Ajar.2008. Prasejarah Indonesia. Semarang: FIS UNNES.
Depdikbud.
2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Soekmono,
R. 1981. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Jakarta: KANISIUS.
Suara
Pantura. 2015. Ratusan Wisatawan Kunjungi Situs Semedo Kedungbanteng.
21
Februari. hlm. 21.
Suara
Pantura. 2015. Semedo Akan Jadi Magnet Dunia. 2 Mei. hlm. 22.
Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
(http://infotegal.com/2014/04/sejarah-desa-semedo-kecamatan-kedungbanteng/,
diunduh
tanggal 19 Januari 2015 pukul 22.00 WIB).
(http://web.tegal.co.id/,
diunduh tanggal 19 Januari 2015 pukul 22.00 WIB)